"Ubah kemampuan membaca maka Anda akan mengubah jumlah
putus sekolah dan populasi orang yang dipenjara...dan semua itu akan mengubah iklim sosial
di negeri kita".
Berikut ini adalah satu formula yang mendukungnya. Kedengarannya
sederhana, tetapi semua bagiannya bisa didokumentasikan, dan walaupun tidak 100
persen universal, hal-hal berikut ini sering terbukti benar.
- Semakin banyak Anda membaca, semakin banyak yang Anda tahu
- Semakin banyak yang Anda tahu, semakin cerdas diri Anda
- Semakin cerdas diri Anda, semakin Anda mencintai sekolah
- Semakin Anda mencintai pendidikan sekolah, semakin banyak diploma yang Anda dapatkan dan
- semakin lama Anda akan dipekerjakan-berarti semakin banyak uang yang Anda hasilkan selama Anda hidup
- Semakin banyak diploma Anda miliki, semakin tinggi nilai anak-anak Anda di sekolah
- Semakin banyak diploma yang Anda dapatkan, semakin lama usia anda
Yang sebaliknya juga benar:
- Semakin sedikit Anda membaca, semakin sedikit yang Anda tahu
- Semakin sedikit yang Anda tahu, semakin cepat Anda drop out dari
- Semakin cepat Anda drop out dari sekolah, semakin cepat dan lama Anda mengalami
- Semakin cepat Anda drop out, semakin mungkin Anda masuk ke penjara
Kemiskinan dan buta huruf itu berhubungan, keduanya adalah akar
dari kecemasan dan keterkungkungan:
- 70 persen sampai 82 persen penghuni penjara adalah mereka yang putus sekolah
- 60 persen dari penghuni penjara adalah orang yang buta huruf atau hanya bisa sedikit membaca
- Semakin banyak pendidikan yang didapat, semakin besar kemungkinan Anda akan dipekerjakan dan semakin sedikit kemungkinan dipenjarakan.
Grafik
menggambarkan perkembangan kemampuan membaca anak (kata per menit) dari anak mulai dari
kelas 1-5);
- Grafik merah (bawah) menggambarkan 10% anak dengan kemampuan membaca rendah;
- Grafik hijau (atas) menggambarkan 10% anak dengan kemampuan membaca sedang;
- Terlihat bahwa semakin lama (semakin tinggi kelasnya), perbedaan kemampuan membaca semakin besar; Hal ini berarti, anak yang lamban membaca pada kelas awal akan mengalami kegagalan yang semakin parah pada kelas-kelas berikutnya. Dalam ilmu ekonomi Efek Mattew berarti ‘yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin’. Jika dikaitkan dalam pendidikan, hal ini berarti yang lambat mendapat hasil yang rendah sedangkan yang menengah dan cepat akan mendapatkan nilai yang lebih baik.
Melihat manfaat yang diperoleh dari membaca seperti yang telah diuraikan diatas, semestinyalah kita para pendidik atau orang tua mendorong anak untuk termotivasi membaca sedini mungkin. Kita harus memastikan bahwa pengalaman awal anak dalam hal membaca tidak menyakitkan, sehingga mereka akan senantiasa gembira mengingat pengalaman tersebut, kini dan selamanya. Jika pengalaman-pengalaman awal itu terus menerus menyakitkan kita hanya akan menciptakan pembaca di jam sekolah, alih-alih pembaca seumur hidup. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar