Minggu, 22 April 2018

Tujuh Tips Mendidik Zaman Now


Video itu berjudul A Vision of Students Today https://www.youtube.com/watch?v=dGCJ46vyR9o). Salah satu tontonan paling laris di You Tube pada awal 2008, dimulai di sebuah ruangan kelas kosong berdinding kusam. Ruangan yang lembab itu menunjukkan tidak banyak yang berubah dalam sistem pendidikan sejak awal abad kesembilan belas, ketika papan tulis diperkenalkan sebagai sebuah cara baru yang cemerlang untuk memudahkan para siswa membayangkan informasi. 

Video yang luar biasa itu, yang dibuat oleh pakar antropologi budaya Kansas State University Michael Wesch dan 200 siswa yang menjadi kolaborator, menunjukkan salah satu masalah paling menonjol dalam pendidikan zaman ini. Net Gener telah dibesarakan dalam lingkungan serba digital dan mereka hidup dalam abad ke-21 tetapi sistem pendidikan dibanyak tempat tetinggal sekurang-kurangnya 100 tahun. Model pendidikan yang bertahan sampai sekarang dirancang untuk Zaman industri. Model ini berkubang seputar guru yang mengajarkan satu bahan satu untuk semua, dengan metode satu arah. Siswa, yang bekerja sendiri-sendiri, diharapkan menyerap kandungan pelajaran yang diajarkan oleh sang guru. Ini  mungkin bagus untuk ekonomi produksi massal, tetapi tidak cocok untuk untuk tantangan-tantangan di zaman ekonomi digital, atau pola pikir generasi internet (Net generation)

Anak-anak Net Gener akan sangat bosan ketika berada didalam kelas mendengarkan ceramah sang guru. Net Gener tidak puas kalau harus duduk diam sambil mendengarkan guru mengoceh. Anak-anak yang telah tumbuh dilingkungan digital berharap bisa menanggapi, bercakap-cakap. Mereka menginginkan ada pilihan pendidikan mereka, berdasarkan yang mereka pelajari, kapan mereka mempelajarinya, dimana, dan bagaimana. Mereka ingin pendidikan mereka relevan dengan dunia nyata, dunia yang mereka tinggali. Mereka ingin pendidikan yang menarik, bahkan menyenangkan. Namun sayangnya, pendidik kita masih berpikir gaya ceramah itu yang paling utama, tetapi tidak demikian dengan anak-anak kita.  Guru masih menganggap bahwa dialah satu-satunya sumber pengetahuan, tetapi kenyataannya sudah berubah.  Peran guru sebagai sumber pengetahuan telah diambil alih intenet.

Alih-alih berfokus pada guru, sistem pendidikan abad ini harus berfokus pada siswa. Alih-alih mengajar, guru harus berinteraksi dengan siswa dan membantu menggali ilmu sendiri. Alih-alih memberikan bentuk pendidikan yang satu untuk semua, seperti pendidikan sistem broadcasting (siaran radio), sekolah-sekolah harus menyediakan bahan pendidikan yang sesuai dengan belajar tiap anak. Alih-alih mengisolasi tiap siswa, sekolah harus mendorong mereka berkolaborasi. Pendidikan kita perlu dikaji ulang. Pendidikan zaman industri yang berpusat pada guru tidak sesuai lagi dengan kebutuhan zaman digital sat ini. Pendidikan kita perlu diperbaharui, menjadi pendidikan yang sesuai dengan zaman ini yaitu pendidikan berpusat pada siswa. 

Berikut ini tujuh startegi yang akan membantu anda menjadi pendidik yang lebih baik di zaman digital yang baru ini:
  1. Jangan menyajikan teknologi kedalam kelas kemudian berharap hal-hal baik akan muncul dengan sendirinya. Berfokus pada perubahan paedagogi, bukan pada teknolog. Pembelajaran digital terkait dengan perubah hubungan yang dramatis antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Persiapkan itu dengan benar lalu gunakan teknologi untuk menghadirkan pembelajaran kolaboratif, sesuai kebutuhan, dan berfokus pada siswa. 
  2. Kurangi metode ceramah. Anda tidak memiliki semua jawaban. Selain itu pengajaran begaya satu arah tidak berhasil untuk generasi ini. Mulai minta para siswa mengajukan pertanyan-pertanyaan dan dengarkan jawaban-jawaban mereka. Dengarkan pula pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para siswa. Biarakan mereka menemukan jawabannya. Biarkan mereka menciptakan kemali pengalaman belajar bersama anda. 
  3. Berdayakan para siswa untuk berkolaborasi. Dorong mereka agar mereka bekerja sama dengan yang lain dan tunjukkan cara mengakses sumber pengetahun yang tersedia di Web.
  4. Fokus pada bagaimana cara belajar, bukan hanya mengejar ujian. Di dalam zaman yang cepat berubah, Belajar bagaimana belajar sangat penting diajarkan agar anak-anak dapat menjadi pembelajar seumur hidup. Yang penting bukan apa yang mereka ketahui ketika mereka lulus, melainkan seberapa cepat mereka belajar tentang keterampilan baru . Keberhasilan di abad 21 tergantung terutam pada sejauh mana kita dan anak-anak kita mengembangkan keterampilan- keterampilan yang tepat untuk menguasai kekuatan kecepatan, kompleksitas dan ketidakpastian yang menjadi ciri zaman digital. Tidak usah kwatir anak-anak lupa tanggal peristiwa penting dalam sejarah. Mereka dapat mencari informasi itu kapan saja. Berfokus pada mengajari mereka cara belajar-bukan cara mengetahui. 
  5. Gunakan teknologi untuk mengenal tiap siswa dan menyusun program-program pembelajran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kecepatan belajar tiap anak 
  6. Rancang program-program pendidikan berdasarakan norma-norma zaman digital yaitu harus ada pilihan, kustomisasi, transparansi, integritas, kolaborasi, hiburan, kecepatan, dan inovasi. Semua norma itu harus selalu ada dalam pengalaman belajar setiap anak. Ungkit kekuatan-kekuatan dalam pembelajaran berbasis proyek.
  7. Temukan kembali diri Anda sebagai guru atau pendidik. Andapun dapat mengatkan, “ sekarang saya tidak sabar untuk bangun pagi dan pergi belajar!”.
Semoga bermanfaat...::)

Sumber bacaan dan Internet:
Don Tapscoot.2009. Grow Up digital : yang muda yang mengubah dunia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 
Collin Rose & Malcom J Nicholl. 2015. Revolusi Belajar: Accelerated Learning for 21St century. Bandung: Nuansa Cendekia
A Visiion of students today : https://www.youtube.com/watch?v=dGCJ46vyR9o
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kombinasi Berbagai cara Menyampaikan Pembelajaran

  Ragam cara melaksanakan pembelajaran: ceramah, kegiatan individu, dan kegiatan kelompok. Dalam melaksanakan pembelajaran, berbagai kombina...