Pada tahap awal, yang kita lakukan adalah mengenal dan mencari tahu permasalahan dalam unit atau organisasi agar dapat dicarikan jalan keluar atau solusinya. Pertanyaanya, apakah solusi atau jalan keluar yang biasa-biasa saja dapat menyelesaikan permasalahan? Dalam banyak kasus, penyelesaian yang biasa-biasa saja tidak mampu menyelesiakan permasalahan. Lagi pula, kalau permasalahannya simple, penyelesaiannya tentu sudah dilakukan oleh pemimpin sebelum kita.
Banyak sekali kasus atau permasalahan yang tidak bisa diselesaikan dengan cara yang biasa-biasa saja. Permasalahan tersebut hanya bisa diselesaikan dengan perubahan besar. Maka, perlu transformasi besar yang mencakup banyak aspek dan bersifat menyeluruh.
Transformasi perlu selalu dilakukan karena lingkungan bisnis/sekolah berubah. Lingkungan sekolah tersebut dapat berubah berupa teknologi baru, keinginan pelanggan yang berubah, perubahan dalam regulasi, atau isu lingkungan hidup. Transformasi juga harus dilakukan dalam hal sumber daya manusia, karena mayoritas pegawai yang bekerja pada organisasi kita tergolong generasi mienial. Kita menjadi saksi dari perusahaan-perusahaan besar yang gagal mentransformasi dirinya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah, seperti kodak dan Nokia.
Selain itu, transformasi diperlukan karena "dibutuhkan cara berbeda untuk hasil yang berbeda". Hampir tidak mungkin kita menggunakan cara yang sama dari masa lalu, tetapi mengharapkan hasil yang berbeda. Cara yang sama selalu menghasilkan hasil yang sama. Tantangan bagi seseorang yang mendapat penugasan baru adalah mencari dan menemukan cara atau strategi baru untuk memecahkan permasalahan organisasi atau memenangkan persaingan.
Kita juga perlu melakukan transformasi karena " selalu ada ruang untuk perbaikan". Di perusahaan atau seolah sebaik apa pun, selalu ada hal yang perlu diperbaiki, dikembangkan, dan ditingkatkan. The largest room in the world is the room for improvement.
Yang terakhir, dan sangat penting, nasib sebuah sekolah atau organisasi berada di tangan 'people' dalam organisasi itu sendiri. Tidak ada cara yang lebih baik untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja sekolah selain segenap komponen didalamnnya mengupayakan perubahan dan transformasi. Tuhan tidak akan merubah nasib suatu sekolah atau organisasi kecuali orang-orang dalam organisasi sungguh-sungguh melakukan transformasi. Sekali lagi, nasib kita ada di tangan kita sendiri
Catatan sore di Sumatera Roestery, Medan, Sumatera Utara, sambil menikmati avocado coffe.
Tulisan ini adalah salah satu bagian dari buku "Leadership Series: Execution Matters! Rencana Tidak Mengubah Apa-apa", karya Zulkifli Zaini, mantan Dirut Utama Bank Mandiri dan saat tulisan ini dibuat dipercaya sebagai Dirtu PLN (https://id.wikipedia.org/wiki/Zulkifli_Zaini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar