Senin, 24 Juli 2023

Sistem pendidikan kelas dunia (1)

Apa yang anda lihat ketika memilih sekolah? gurunya, rata-rata ukuran kelas, atau data hasil ujian atau prestasi siswa. Ketika kita sedang mempelajari sebuah sekolah, sebaiknya abaikan semua informasi umum yang didapat. Misalnya, kegiatan open house yang ternyata sangat tidak berguna, study tour, atau anggaran yang dikeluarkan untuk tiap siswa. Begitu sudah memenuhi standar, maka uang sudah tidak lagi dapat disamakan dengan kualitas pendidikan.

 

Rata-rata ukuran kelas? Ternyata tidak sepenting yang dipikirkan banyak orang, kecuali jika itu untuk tahun-tahun awal sekolah. Faktanya, negara dengan kualitas pendidikan tinggi memeiliki kelas yang lebih besar dari Indonesia. Riset menunjukkan jika kualitas proses pengajaran lebih penting daripada ukuran kelas. 

 

Data hasil ujian? Bisa membantu memang, tetapi sangat sulit menerjemahkan hasil itu. Seberapa bagus ujian yang diberika? Apakah sekolah memang memberikan pengajaran lebih banyak dibanding saat anak belajar di rumah? 

 

Cara terbaik melihat kulitas sebuah sekolah adalah dengan meluangkan waktu untuk mengunjungi kelas ketika proses belajar mengajar dilakukan. Tak harus lama, dua puluh menit pun cukup. 

 

Setibanya di kelas, penting untuk memastikan apa yang harus dilihat. Biasanya orang tua cenderung melihat-lihat pajangan hasil kerja siswa yang ditempel di dinding kelas. Namun, saya ada usulan yang lebih baik, lihat para siswanya. 

 

Melihat apakah semua siwa memberikan perhatiannya, menunjukkan minat, dan mau berusaha keras terhadap materi yang diberikan. Jangan melihat tanda-tamda berdasarkan ketertiban. Kadang pengajaran yang baik justru terjadi di sebuah kelas yang berisik di man anak-anak belajar secara berkelompok tanpa campur tangan terlalu banyak dari guru. Sebagian kelas terburuk justru memiliki kondisi hening dan terlihat rapi yang bagi orang dewasa menjadi hal yang menyenangkan. 

 

Ingatlah bahwa pengajaran yang menantang pasti memperlihatkan perjuangan murid-muridnya. Saat anak-anak mengeluhkan tugas, itu belum disebut pengajaran. Itu hanya mengisi jawaban. Tak masalah anak-anak merasa tak nyaman sesekali. Namun penting bagi mereka untuk tidak frustasi atau putus asa dengan tugasnya. 

 

Mereka harus mendapatkan bantuan saat membutuhkan, dan itu bisa jadi dari teman-temannya sendiri. Juga perhatikan bahwa anak-anak seharusnya tidak berlama-lama dalam kekosongan ketika antre makan siang, mengatur tempat duduk melingakar, atau saat proses membagikan kertas. Anda harus mendapati rasa urgensi yang dibangun di kelas itu. 

 

Tahan untuk tidak terlalu fokus pada guru. Di kelas terbaik dunia, guru-guru bisa jadi orang yang pendiam. Namun ada pula yang karismatik dan ada yang mungkin sedikit gila (seperti yang kita ingat di masa sekolah dulu). Kesimpulan Anda tentang guru dari kunjungan singkat tersebut tidak ada apa-apanya dengan yang dirasakan anak-anak saat berhadapan dengan guru itu sepanjang tahun. 

 

Bagaimana ketertarikan siswa pada kunjungan Anda? anak-anak yang memiliki ikatan kuat dengan kelasnya, pasti tidak terlalu memperhatikan. Mereka punya hal yang lebih penting untuk dilakukan. Berbeda dengan anak-anak yang berada di kelas yang membosankan. Mereka akan tersenyum, kadang malu-malu melambaikan tangan, dan segera memberikan tisu kala anda bersin. Waktu terbuang dengan cara yang membosankan, dan mereka sangat membutuhkan pengalih perhatian. 

 

Jika satu kelas teras membosankan di sebuah sekolah, biasanya kelas-kelas lain di sekolah itu juga akan sama membosankannya. Hal ini tidak terjadi di sekolah yang bagus. Coba masuk ke lima kelas di satu sekolah, dan jika hanya ada satu atau dua anak, tak sampai delapan atau sepuluh, yang kurang fokus dan tidak konsentrasi, mak anda akan tahu di situlah tempat belajar yang baik. 

 

Berbincanglah dengan siswa. orang-orang, baik orang tua atau siapapun yang berkunjung ke sekolah jarang yang melihat dari sudut pandang siswa. Semua fokus pada guru, kepala sekolah, gedung, atau malah majalah dinding. Anak-anak diangap masih terlalu kecil untuk memahami yang mereka alami, sementara mereka yang lebih senior dianggap tak akan memberi jawaban valid karena mereka sudah bosan, kehilangan antusiasme sekolah. Padahal itu semua tidak benar. Selama anda memberikan pertanyaan yang cerdas, para siswa adalah sumber paling jujur dan berguna untuk memberikn testimoni. 

 

Jangan mengajukan pertanyaan, "Apakah kamu menyukai guru itu?" atau " Apakah kamu menyukai sekolahmu?" Bayangkan ada orang asing bertumbuh tinggi tersenyum, tiba-tiba bertanya kepada Anda. "Apakah Anda menyukai pimpinan?" Anda langsung khawatir, jangan-jangan Anda bisa mencelakakan Anda. Apalagi dalam beberapa kasus, menyukai seseorang guru tidak sama artinya dengan mendapat pengajaran yang bagus dari guru itu. Untuk itu ajukan pertanyaan yang spesifik, sopan, dan memiliki makna mendalam. 

 

Pertanyaan pertama itu sebaiknya, Apa yang sedang kalian lakukan? kenapa? 

 

Anda akan terkejut mengetahui banyak anak yang bisa cepat menjawab pertanyaan pertama, tetapi terdiam di pertanyaan kedua. Padahal pertanyaan kedua itu penting dijawab. Ketika masuk sekolah, anak harus tahu tujuannya ke sekolah hari itu, setiap harinya. 

 

Pada tahun 2011, penelitan Yayasan Gates merilih hasil studi yang menunjukkan jika jawaban anak-anak atas pertanyaan spesifik yang mereka ajukan mampu meramalkan perkembangan nilai ujian mereka. Jawaban itu lebih bisa diandalkan sebagai patokan ketimbang observasi kelas dilakukan pengamat terlatih. 

 

Ketika anda berkunjung ke kelas, ada beberap poin pertanyaan yang memiliki korelasi tinggi pada pengajaran dan bisa ditanyakan kepada siswa. Di antaranya, 

1. Apakah kalian belajar banyak hal di kelas ini setiap hari?

2. Apakah kalian di kelas bersikap sesuai dengan apa yang diinginkan para guru?

3. Apakah kelas kalian selalu sibuk dan tidak ada waktu kosong yang terbuang sia-sia?

 

Pertanyaan semacam itu hanya bisa dijawab oleh siswa. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pengjaran guru dengan cara yang cerdas dan relatif murah. Jika ada kepala sekolah atau guru yang menggunakan survei ini di kelasnya, kemudian sungguh-sungguh mempelajari hasilnya supaya bisa melakukan sejumlah perbaikan, maka itu tanda sekolah tersebut menjanjikan. 

 

Ada juga satu pertanyaan lagi yang bisa diajukan ke siswa yaitu, " Jika kalian tidak mengerti suatu hal, apa yang akan kalian lakukan? " Kelas dengan anak-anak yang serius dan belajar pasti tahu jawabannya. 

Kombinasi Berbagai cara Menyampaikan Pembelajaran

  Ragam cara melaksanakan pembelajaran: ceramah, kegiatan individu, dan kegiatan kelompok. Dalam melaksanakan pembelajaran, berbagai kombina...