Selasa, 06 Juli 2021

Fokus Yang Jelas: Menemukan aspek terpenting sekolah Kristen

Tidak ada yang lebih buruk daripada fokus yang kabur. Fokus yang kabur ini berkisar dari yang sederhana seperti noda kotoran di kacamata, sampai kepada melihat sesuatu melalui teleskop yang tidak terfokus. Ada yang tidak beres. Kita melihat gambaran yang berkabut, tidak jelas, dan tidak tajam. Di dalam aktivitas tertentu yang menuntut presisi atau ketepatan, maka kekaburan semacam ini dapat menyebabkan kesalahan perhitungan atau kesalah yang mahal.

Bagi kita yang terlibat dalam pelayanan pendidikan Kristen, fokus yang salah dapat menghasilkan perbedaan dalam hal pertumbuhan rohani seorang siswa selama ia menjadi tanggung jawab kita. 

Fokus yang kabur sering menghambat kemampuan kita untuk secara penuh menjalani kehidupan Kristen yang penuh kemenangan dan melayani orang lain dengan kepastian rohani, untuk memampukan mereka agar tetap dipimpin oleh Roh. Banyak orang Kristen dikalahkan oleh dosa dan rasa bersalah di dalam hidup mereka sehingga mereka tidak memiliki keyakinan untuk mendorong orang lain bertumbuh secara rohani. 

Ada beberapa sumber yang turut menyebabkan fokus yang kabur di dalam pelayanan. Dosa, keegoisan, dan sikap mengandalkan diri muncul dalam pikiran. Semuanya ini muncul ketika kita mengijinkan fokus yang salah bersaing dengan fokus yang benar. Kita melepaskan pandangan kita dari Yesus dan dari orang-orang yang seharusnya kita layani ketika Ia memanggil kita, dan kita menjadi terpaku pada diri kita. 

Sumber-sumber lainnya yang menyebabkan fokus yang kabur meliputi kekhawatiran, gangguan dan kelesuan. Ketiganya muncul ketika kita mengijinkan ketakutan menggantikan iman, sehingga hal ini secara perlahan-lahan menghancurkan fokus kita. Jika hal ini terjadi, seperti orang buta dalam Markus 8, kita perlu mengizinkan Yesus menyembuhkan kita sepenuhnya dari dosa kita dan dari konsekuensi-konsekuensinya yang menghancurkan kita, untuk memampukan kita melihat Dia dengan Fokus yang jelas. 

Jika kita jujur, kata fokus terasa mengintimidasi dan melelahkan. Kata itu menuntut kerja keras dan kebersengajaan untuk berfokus pada sesuatu. Namun kita menyadari bahwa keunggulan menuntut fokus. Kita menghormati dan menghargai fokus yang dimiliki orang-orang seperti Bill Gates dan Steve Jobs karena komitmen mereka kepada teknologi merevolusi cara kita menjalani kehidupan kita. Kita mengagumi bangsa Swiss karena jam mereka, masing-masing dibuat dengan presisi dan integritas. 

Kita mengharapkan fokus seperti itu dari orang-orang yang melayani kita. Kita menjadi tidak sabar jika orang-orang yang melayani kita melakukan pekerjaan sekaligus. Bayangkan saja seorang tukang kasir di toko makanan atau seorang pelayan di restoran yang melayani kita sambil berbicara atau menerima telepon. Atau adakah diantara kita yang ingin anaknya dioperasi oleh seorang ahli bedah otak yang tidak terfokus perhatiannya? Tentu saja tidak. 

Di dalam pelayanan sekolah Kristen, kita telah menerima hak istimewa untuk melayani sebagai para artisan yang terampil bagi Tuhan kita, memperlengkapi para siswa kita-para mahakarya Allah yang diciptakan dalam Kristus Yesus-untuk melakukan pekerjaan baik yang telah disiapkan-Nya bagi mereka (Efesus 2:10). Jadi fokus bukan pilihan melainkan keharusan. 

Fokus pada siapa, bukan apa

Banyak hal dapat mengalihkan perhatian kita dalam pelayanan sekolah Kristen. Banyak diantaranya yang baik, kurikulum, rencana pelajaran, tugas, email, rapat, rencana strategis, anggaran, gedung, aktivitas ekstrakurikuler dan acara, semuanya merupakan hal-hal yang esensial dalam sebuah sekolah Kristen. Mereka bagaikan perahu dan dayung di dalam pelayanan Yesus ke seberang, yang sangat diperlukan untuk mengantar Dia kepada tugas-tugas pelayananNya berikutnya. Sekolah Kristen juga memerlukan banyak sekali sumber untuk secara efektif menyelesaikan misi mereka. Namun ketika hal-hal ini menjadi fokus yang menjadi prioritas melebihi pribadi-pribadi, kita jadi dialihkan dan tidak berbuah. Kita membangun pabrik-pabrik pembuatan perahu dan sekolah-sekolah mendayung, tetapi kehidupan tidak diubahkan karena tidak ada "siapa" di dalam pelayanan kita. Kita mengubah fokus kita kepada nilai sumber pelayanan potensial dan bukan menyadari bahwa hal yang paling bernilai di dalam sekolah Kristen adalah Tuhan Yesus dan orang-orang yang harus kita layani di dalam panggilan-Nya kepada kita. 

Oleh karena itu, kita harus mulai mengubah perspektif kita dari pertanyaan yang sering kita ajukan dalam pelayanan yang biasanya fokus pada "apa" menjadi "siapa, karena sebetulnya pertanyaan "apa" adalah pertanyaan sekunder bukan pertanyaan paling utama dalam pelayanan sekolah kristen. 

Ketika kita mulai berfokus sungguh-sungguh pada siapa, kita mulai dilepaskan dari tirani apa, yang merampas sukacita dalam kehidupan dan pelayanan kita. Yesus secara sempurna meneladankan hal ini bagi kita. Ikutlah denganNya setiap kali Ia melayani, dan Anda akan melihat bahwa Ia selalu berfokus pada suatu pribadi. Dan itu jugalah seharusnya menjadi fokus kita.

Fokus yang Jelas, Fokus pada Yesus

Begitu kita memahami pentingnya berfokus pada Pribadi yang benar di dalam eksistensi kita, kita akan dapat mulai memahami bagaimana berfokus secara tepat pada pribadi-pribadi lain dalam hidup kita. Manusia itu penting bagi Allah, dan karena alasan inilah, mereka seharusnya penting bagi kita. Bahkan, mereka selayaknya menjadi fokus kita karena mereka menjadi fokusNya. 

Saat kita berfokus pada Tuhan, kita akan segera belajar bahwa fokus dari perhatiannya adalah pada ciptaan-Nya yang berharga, yang diciptakan dalam gambar rupa-Nya. Kita akan takjub oleh fakta bahwa Ia mengasihi manusia yang adalah duplikat diriNya. Meskipun mereka sudah tercemar dan hancur karena dampak dosa yang menghancurkan, Ia rindu agar mereka dapat sepenuhnya dipulihkan, Ia meratapi mereka dengan belas kasihan. Ia rindu agar mereka kembali menikmati persekutuan yang intim dengan Allah tritunggal.

Renungkanlah lagu berikut: 

Pandanglah pada Yesus, 
O pandang wajah-Nya Mulia  
Isi dunia menjadi suram 
oleh sinar kemulian-Nya (Helen H. Lemmel)

Kata-kata Helen H. Lemmel, sang penulis lagu diatas terinspirasi dari seorang penulis dan seniman bernama Lilias Trotter. Kasih dan pangilannya bagi pelayanan misi kepada oang-orang non Kristen di Algeria telah membuat ia melepaskan kecintaanya kepada seni untuk berfokus dengan lebih sempurna kepada Yesus. 

Berikut ini adalah cuplikan dari traktatnya, which passion will prevail (hasrat mana yang akan menang)? 

"Di dunia yang aman, bukanlah hal yang mudah untuk menjalankan secara bersamaan enam hal sekaligus-seni, musik, ilmu sosial, permainan, otomotif, menjalani suatu profesi, dan seterusnya. Dan di antara semua itu kita menghadapi resiko terhanyut, yang baik dapat menyamarkan yang terbaik. Mudah bagi kita untuk mengetahui apakah kehidupan kita terfokus, dan jika ya, di manakah fokus itu berada? Kemanakah pikiran pikiran kita tertuju ketika kita bangun di pagi hari? Ke manakah pikiran kita tertuju ketika tidak ada lagi tekanan sepanjang hari? Milikilah keberanian untuk menghadapinya bersama dengan Allah, dan meminta-Nya menunjukkan kepada Anda apakah segalanya benar-benar tertuju pada Kristus dan kemuliaan-Nya. Tujukan visi jiwamu kepada Yesus, dan pandanglah Dia, dan segala sesuatu yang berda di luar Dia akan tampah suram".

Fokus yang jelas dapat membuahkan hasil di dalam keadaan apa pun, tetapi hasilnya akan lebih baik lagi ketika sesuatu yang kekal menjadi taruhannya. 

Sebagai para pendidik di sekolah Kristen, target kita tidak terbuat dari kertas, dan skor kita tidak dihitung dengan angka. Kita mempengaruhi kehidupan para siswa kita dengan setiap kesempatan yang Allah berikan kepada kita untuk mempengaruhi mereka demi kepentingan Yesus Kristus. Kita tidak boleh gagal mempertahankan fokus yang jelas supaya kita dapat memandang mereka melalui mata iman Yesus, mengasihi mereka dengan belas kasihanNya, dan melayani mereka dengan kekuatanNya. 

Siapakah fokus kita di sekolah tempat kita mengajar atau memimpin? Siapakah fokus Anda? Yesuskah? Apakah Ia sungguh-sungguh menjadi pribadi yang paling signifikan di dalam kehidupan, sekolah dan pelayanan anda? Atau, apakah tirani dari segala hal lainnya telah menggantikan Dia? Roh Kudus kiranya menolong kita untuk menemukan fokus yang jelas di sekolah kita masing-masing. Tuhan memberkati.

Senin, 05 Juli 2021

Mengapa Perlu Transformasi

Setiap penugasan baru membawa lingkungan kerja, tantangan dan permasalahan yang baru. Tantangan kita adalah bagaimana kita melaksanakan tugas kita dengan baik, berhasil dan memenuhi harapan pemberi tugas. 

Pada tahap awal, yang kita lakukan adalah mengenal dan mencari tahu permasalahan dalam unit atau organisasi agar dapat dicarikan jalan keluar atau solusinya. Pertanyaanya, apakah solusi atau jalan keluar yang biasa-biasa saja dapat menyelesaikan permasalahan? Dalam banyak kasus, penyelesaian yang biasa-biasa saja tidak mampu menyelesiakan permasalahan. Lagi pula, kalau permasalahannya simple, penyelesaiannya tentu sudah dilakukan oleh pemimpin sebelum kita. 

Banyak sekali kasus atau permasalahan yang tidak bisa diselesaikan dengan cara yang biasa-biasa saja. Permasalahan tersebut hanya bisa diselesaikan dengan perubahan besar. Maka, perlu transformasi besar yang mencakup banyak aspek dan bersifat menyeluruh. 

Transformasi perlu selalu dilakukan karena lingkungan bisnis/sekolah berubah. Lingkungan sekolah tersebut dapat berubah berupa teknologi baru, keinginan pelanggan yang berubah, perubahan dalam regulasi, atau isu lingkungan hidup. Transformasi juga harus dilakukan dalam hal sumber daya manusia, karena mayoritas pegawai yang bekerja pada organisasi kita tergolong generasi mienial. Kita menjadi saksi dari perusahaan-perusahaan besar yang gagal mentransformasi dirinya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah, seperti kodak dan Nokia. 

Selain itu, transformasi diperlukan karena "dibutuhkan cara berbeda untuk hasil yang berbeda". Hampir tidak mungkin kita menggunakan cara yang sama dari masa lalu, tetapi mengharapkan hasil yang berbeda. Cara yang sama selalu menghasilkan hasil yang sama. Tantangan bagi seseorang yang mendapat penugasan baru adalah mencari dan menemukan cara atau strategi baru untuk memecahkan permasalahan organisasi atau memenangkan persaingan. 

Kita juga perlu melakukan transformasi karena " selalu ada ruang untuk perbaikan". Di perusahaan atau seolah sebaik apa pun, selalu ada hal yang perlu diperbaiki, dikembangkan, dan ditingkatkan. The largest room in the world is the room for improvement. 

Yang terakhir, dan sangat penting, nasib sebuah sekolah atau organisasi berada di tangan 'people' dalam organisasi itu sendiri. Tidak ada cara yang lebih baik untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja sekolah selain segenap komponen didalamnnya mengupayakan perubahan dan transformasi. Tuhan tidak akan merubah nasib suatu sekolah atau organisasi kecuali orang-orang dalam organisasi sungguh-sungguh melakukan transformasi. Sekali lagi, nasib kita ada di tangan kita sendiri 

Catatan sore di Sumatera Roestery, Medan, Sumatera Utara, sambil menikmati avocado coffe.
Tulisan ini adalah salah satu bagian dari buku "Leadership Series: Execution Matters! Rencana Tidak Mengubah Apa-apa", karya Zulkifli Zaini, mantan Dirut Utama Bank Mandiri dan saat tulisan ini dibuat dipercaya sebagai Dirtu PLN (https://id.wikipedia.org/wiki/Zulkifli_Zaini)

Kombinasi Berbagai cara Menyampaikan Pembelajaran

  Ragam cara melaksanakan pembelajaran: ceramah, kegiatan individu, dan kegiatan kelompok. Dalam melaksanakan pembelajaran, berbagai kombina...