Bagi kita yang terlibat dalam pelayanan pendidikan Kristen, fokus yang salah dapat menghasilkan perbedaan dalam hal pertumbuhan rohani seorang siswa selama ia menjadi tanggung jawab kita.
Fokus yang kabur sering menghambat kemampuan kita untuk secara penuh menjalani kehidupan Kristen yang penuh kemenangan dan melayani orang lain dengan kepastian rohani, untuk memampukan mereka agar tetap dipimpin oleh Roh. Banyak orang Kristen dikalahkan oleh dosa dan rasa bersalah di dalam hidup mereka sehingga mereka tidak memiliki keyakinan untuk mendorong orang lain bertumbuh secara rohani.
Ada beberapa sumber yang turut menyebabkan fokus yang kabur di dalam pelayanan. Dosa, keegoisan, dan sikap mengandalkan diri muncul dalam pikiran. Semuanya ini muncul ketika kita mengijinkan fokus yang salah bersaing dengan fokus yang benar. Kita melepaskan pandangan kita dari Yesus dan dari orang-orang yang seharusnya kita layani ketika Ia memanggil kita, dan kita menjadi terpaku pada diri kita.
Sumber-sumber lainnya yang menyebabkan fokus yang kabur meliputi kekhawatiran, gangguan dan kelesuan. Ketiganya muncul ketika kita mengijinkan ketakutan menggantikan iman, sehingga hal ini secara perlahan-lahan menghancurkan fokus kita. Jika hal ini terjadi, seperti orang buta dalam Markus 8, kita perlu mengizinkan Yesus menyembuhkan kita sepenuhnya dari dosa kita dan dari konsekuensi-konsekuensinya yang menghancurkan kita, untuk memampukan kita melihat Dia dengan Fokus yang jelas.
Jika kita jujur, kata fokus terasa mengintimidasi dan melelahkan. Kata itu menuntut kerja keras dan kebersengajaan untuk berfokus pada sesuatu. Namun kita menyadari bahwa keunggulan menuntut fokus. Kita menghormati dan menghargai fokus yang dimiliki orang-orang seperti Bill Gates dan Steve Jobs karena komitmen mereka kepada teknologi merevolusi cara kita menjalani kehidupan kita. Kita mengagumi bangsa Swiss karena jam mereka, masing-masing dibuat dengan presisi dan integritas.
Kita mengharapkan fokus seperti itu dari orang-orang yang melayani kita. Kita menjadi tidak sabar jika orang-orang yang melayani kita melakukan pekerjaan sekaligus. Bayangkan saja seorang tukang kasir di toko makanan atau seorang pelayan di restoran yang melayani kita sambil berbicara atau menerima telepon. Atau adakah diantara kita yang ingin anaknya dioperasi oleh seorang ahli bedah otak yang tidak terfokus perhatiannya? Tentu saja tidak.
Di dalam pelayanan sekolah Kristen, kita telah menerima hak istimewa untuk melayani sebagai para artisan yang terampil bagi Tuhan kita, memperlengkapi para siswa kita-para mahakarya Allah yang diciptakan dalam Kristus Yesus-untuk melakukan pekerjaan baik yang telah disiapkan-Nya bagi mereka (Efesus 2:10). Jadi fokus bukan pilihan melainkan keharusan.
Fokus pada siapa, bukan apa
Banyak hal dapat mengalihkan perhatian kita dalam pelayanan sekolah Kristen. Banyak diantaranya yang baik, kurikulum, rencana pelajaran, tugas, email, rapat, rencana strategis, anggaran, gedung, aktivitas ekstrakurikuler dan acara, semuanya merupakan hal-hal yang esensial dalam sebuah sekolah Kristen. Mereka bagaikan perahu dan dayung di dalam pelayanan Yesus ke seberang, yang sangat diperlukan untuk mengantar Dia kepada tugas-tugas pelayananNya berikutnya. Sekolah Kristen juga memerlukan banyak sekali sumber untuk secara efektif menyelesaikan misi mereka. Namun ketika hal-hal ini menjadi fokus yang menjadi prioritas melebihi pribadi-pribadi, kita jadi dialihkan dan tidak berbuah. Kita membangun pabrik-pabrik pembuatan perahu dan sekolah-sekolah mendayung, tetapi kehidupan tidak diubahkan karena tidak ada "siapa" di dalam pelayanan kita. Kita mengubah fokus kita kepada nilai sumber pelayanan potensial dan bukan menyadari bahwa hal yang paling bernilai di dalam sekolah Kristen adalah Tuhan Yesus dan orang-orang yang harus kita layani di dalam panggilan-Nya kepada kita.
Oleh karena itu, kita harus mulai mengubah perspektif kita dari pertanyaan yang sering kita ajukan dalam pelayanan yang biasanya fokus pada "apa" menjadi "siapa, karena sebetulnya pertanyaan "apa" adalah pertanyaan sekunder bukan pertanyaan paling utama dalam pelayanan sekolah kristen.
Ketika kita mulai berfokus sungguh-sungguh pada siapa, kita mulai dilepaskan dari tirani apa, yang merampas sukacita dalam kehidupan dan pelayanan kita. Yesus secara sempurna meneladankan hal ini bagi kita. Ikutlah denganNya setiap kali Ia melayani, dan Anda akan melihat bahwa Ia selalu berfokus pada suatu pribadi. Dan itu jugalah seharusnya menjadi fokus kita.
Fokus yang Jelas, Fokus pada Yesus
Begitu kita memahami pentingnya berfokus pada Pribadi yang benar di dalam eksistensi kita, kita akan dapat mulai memahami bagaimana berfokus secara tepat pada pribadi-pribadi lain dalam hidup kita. Manusia itu penting bagi Allah, dan karena alasan inilah, mereka seharusnya penting bagi kita. Bahkan, mereka selayaknya menjadi fokus kita karena mereka menjadi fokusNya.
Saat kita berfokus pada Tuhan, kita akan segera belajar bahwa fokus dari perhatiannya adalah pada ciptaan-Nya yang berharga, yang diciptakan dalam gambar rupa-Nya. Kita akan takjub oleh fakta bahwa Ia mengasihi manusia yang adalah duplikat diriNya. Meskipun mereka sudah tercemar dan hancur karena dampak dosa yang menghancurkan, Ia rindu agar mereka dapat sepenuhnya dipulihkan, Ia meratapi mereka dengan belas kasihan. Ia rindu agar mereka kembali menikmati persekutuan yang intim dengan Allah tritunggal.
Renungkanlah lagu berikut:
Pandanglah pada Yesus,
O pandang wajah-Nya Mulia
Isi dunia menjadi suram
oleh sinar kemulian-Nya (Helen H. Lemmel)
Kata-kata Helen H. Lemmel, sang penulis lagu diatas terinspirasi dari seorang penulis dan seniman bernama Lilias Trotter. Kasih dan pangilannya bagi pelayanan misi kepada oang-orang non Kristen di Algeria telah membuat ia melepaskan kecintaanya kepada seni untuk berfokus dengan lebih sempurna kepada Yesus.
Berikut ini adalah cuplikan dari traktatnya, which passion will prevail (hasrat mana yang akan menang)?
Fokus yang jelas dapat membuahkan hasil di dalam keadaan apa pun, tetapi hasilnya akan lebih baik lagi ketika sesuatu yang kekal menjadi taruhannya.
Sebagai para pendidik di sekolah Kristen, target kita tidak terbuat dari kertas, dan skor kita tidak dihitung dengan angka. Kita mempengaruhi kehidupan para siswa kita dengan setiap kesempatan yang Allah berikan kepada kita untuk mempengaruhi mereka demi kepentingan Yesus Kristus. Kita tidak boleh gagal mempertahankan fokus yang jelas supaya kita dapat memandang mereka melalui mata iman Yesus, mengasihi mereka dengan belas kasihanNya, dan melayani mereka dengan kekuatanNya.
Siapakah fokus kita di sekolah tempat kita mengajar atau memimpin? Siapakah fokus Anda? Yesuskah? Apakah Ia sungguh-sungguh menjadi pribadi yang paling signifikan di dalam kehidupan, sekolah dan pelayanan anda? Atau, apakah tirani dari segala hal lainnya telah menggantikan Dia? Roh Kudus kiranya menolong kita untuk menemukan fokus yang jelas di sekolah kita masing-masing. Tuhan memberkati.
2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar