Senin, 26 Oktober 2015

Menjadi Sekolah Terbaik

Sekolah terbaik (the best school) menurut Thomas Armstrong adalah sekolah yang menggunakan wacana perkembangan manusia sebagai dasar dalam menjalankan proses pendidikannya. Sekolah yang tidak terlalu mengindahkan skor tes dan kekakuan kurikulum, tetapi  lebih menekankan kepedulian sekolah terhadap kebutuhan perkembangan nyata siswa mereka. Sekolah yang mengadaptasi kurikulumnya untuk mengembangkan kebutuhan, minat, dan kemampuan siswa.

Untuk mewujudkan sekolah terbaik, Thomas Armstrong mendesak para pendidik untuk kembali kepada pada pertanyaan besar dalam pertumbuhan dan pembelajaran manusia. Bagaimana kita dapat membantu setiap anak mencapai potensi sejatinya? Bagaimana kita bisa menginspirasi setiap anak dan remaja untuk menemukan semangat dalam dirinya untuk belajar? Bagaimana kita bisa menghargai perjalanan unik setiap individu dalam menjalankan hidupnya? Bagaimana kita bisa menginspirasi siswa kita untuk berkembang menjadi manusia yang dewasa?

Perbandingan karakteristik wacana prestasi akademik dengan wacana perkembangan manusia:

Konteks
Pendekatan
Wacana Prestasi Akademik
Wacana Perkembangan Manusia
Tradisi Intelektual
Positivisme
Humanisme
Orientasi sementara
 masa depan
Masa lalu-masa kini-masa depan
Pendekatan utama pada penelitian
Kuantitatif
Kualitatif
Metode utama dalam penialian siswa
Ujian Nasional
Pengamatan alami dan dokumentasi
Struktur Kekuasaan
Mandat dari atas ke bawah
Ide disebar hingga tingkat dasar
Aspek pembelajaran  paling dihargai
Produk akhir
Proses sejak awal sampai akhir
Metode penilaian kemajuan siswa
Normatif
Partisipatif
Hal terpenting yang perlu diajarkan
Keterampilan akademik
Cara hidup sebagai manusia seutuhnya
Pihak terrpenting dalam pembelajara
Institusi ( sekolah, provinsi, negara)
Individu
Peran terpenting guru
Memenuhi instruksi institusi
Menginspirasi siswa untuk belajar
Dasar keabsahan pada…
Penelitian ilmiah
Kekayaan pengalaman manusia
Mata pelajaran terpenting disekolah
Membaca, matemtika, sains
Keterampilan hidup, seni, pendidikan, keterampilan, sains, dan hubungan diantaranya
Intinya
Nilai ujian tinggi, uang
Kedewasaan, kebahagian

                                                                             Sumber :Thomas Armstrong, The best School, hal. 75
Apakah Anda masuk sekolah guru dengan tujuan meningkatkan nilai ujian siswa? atau apakah Anda memillih profesi sebagai guru dengan tujuan membantu anak mencapai potensi utuhnya? Jawaban yang kita berikan kepada dua pertanyaan diatas akan menunjukkan sesungguhnya apa yang seharusnya kita lakukan pada tugas kita sebagai pendidik. Selamat berefleksi. 

“ Wacana prestasi akademik sangat dominan mempengaruhi pendidikan saat ini. Ini terjadi karena apa yang kita lakukan di sekolah tidak berkaitan dengan yang kita ketahui sebagai kegiatan pedagogi paling efektif untuk siswa. Bahkan, sebagaian besar sekolah negeri dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan sosial, politik ekonomi, dan budaya. Kepentingan utama siswa sering terlupakan”.


(David Elkind, The best school, pg. 14)

Sumber : Thomas Armstrong, The Best School

Sekolah Masa Depan

Mengajar bukan lagi memindahkan informasi. Belajar bukan lagi menghafal fakta-fakta. Seorang guru bukan lagi pemberi informasi, tetapi fasilitator dimana pembelajar membangun pemahaman mereka sendiri. Seorang murid tidak lagi menyimpan fakta-fakta, tetapi arsitek dari proses konstruksi pengetahuannya sendiri. Pendidikan bukan lagi latihan akademik, tetapi terikat pada problem-problem dan aneka kegiatan di dunia nyata. Sekolah juga dipanggil untuk mengembangkan para murid untuk menjadi inovatif dan kreatif. Ada banyak yang harus dipelajari sekolah agar tidak tertinggal dan berpartisipasi dalam perubahan.

 Karena itu, sekolah perlu menjadi organisasi yang belajar. Sekolah yang belajar adalah sekolah dengan kapasitas untuk belajar dan menggerakkan transformasi serta memimpin inovasi. Akselerasi perubahan dalam sistem pendidikan untuk menyikapi realitas ekonomi telah memaksa banyak pemimpin sekolah dan guru untuk terus berhadapan dengan berbagai tantangan baru. Seberapa baik sekolah mengatasi tantangan akan sangat tergantung pada kapasitas belajaranya. Sekolah yang belajar adalah sekolah masa kini dan masa depan.

Ada lima disiplin yang menjadi ciri sekolah yang belajar, yaitu penguasaan pribadi, model mental, visi bersama, berpikir sistemik, dan komunitas belajar.



1. Penguasaan Pribadi (Personal mastery)

  Penguasaan pribadi berkaitan dengan disiplin mendorong diri sendiri untuk terus mengklarifikasi dan memperdalam visi pribadi dalam konteks realitasnya. Seseorang dengan penguasaan pribadi yang tinggi mempunyai motivasi internal dan kesadaran dari mana dia mulai dan kemana dia akan menuju.

Penguasaan pribadi bagi guru merupakan faktor penentu kemauan suatu sekolah. Menjadi guru adalah profesi hati. Guru menghidupi profesi di mana hato berperan lebih dari segalanya. Guru tidak memindahkan ilmu pengetahuan dari buku ke otak murid. Guru berperan sebagi pelatih, mentor dan panutan bagi murid-muridnya. Penguasaan pribadi bukan hanya pencapaian suatu posisi dalam jenjang karier atau pencapaian hasil ujian yang dijadikan standar. Penguasaan pribadi terkait erat dengan semangat dan panggilan guru.  Dalam bahasa sanskerta,kata guru berasal dari dua suku kata yaitu gu berarti ‘kegelapan’ dan ru berarti ‘terang’. Jadi, guru bermakna ‘seseorang yang membebaskan dari kegelapan karena ketidaktahuan dan ketidaksadaran (www.wikipedia.org/wiki/Guru). Jadi, guru lebih dari seorang pengajar. Seorang guru adalah juga seorang ahli, konselor, sahabat, pendamping, dan pemimpin spiritual. 

Guru yang baik mendorong dirinya sendiri menjadi baik. Mereka menyadari kerasnya profesi mereka. Namun, panggilan untuk menjadi guru yang baik telah menuntun langkah mereka. Didalam maupun diluar kelas, mereka menunjukkan motivasi bukan karena mereka ingin meraih prestasi. Mereka mendorong diri sendiri untuk lebih baik dengan memperdalam pengetahuan mereka mengenai materi akademik atau meningkatkan keterampilan mengajar karena para guru peduli pada muridnya. Mereka ingin bisa mengajar lebih baik agar membawa perubahan hidup pada muridnya ( Lie dkk, 2014).

2. Paradigma (Mental Model)

Paradigma (mental model) adalah cara seseorang memandang dunia dan bereaksi terhadapnya. Model mental kepala sekolah, guru, murid dan orang tua amat berpengaruh terhadap proses pendidikan di sekolah. Ketika guru beranggapan bahwa para muridnya tidak akan bisa melakukan suatu tugas karena latar belakang atau kondisi tertentu dari murid-murid itu, anggapan ini akan mempengaruhi sikap dan cara dia mengajar serta memperlakukan murid itu seperti berikut ini :

- Saya tidak perlu meluangkan waktu terlalu banyak untuk menyiapkan pembelajran karena upaya ini akan sia-sia
- Saya hanya mau bersikap realistis. Tidak ada gunanya berangan-angan terlalu tinggi. Murid-murid saya ini tidak akan bisa menggapai cita-cita yang terlalu tinggi
- Murid saya hanya perlu diajar dengan pendekatan hafalan dan pengulangan

Selain guru, modal mental murid juga amat mempengaruhi proses belajarnya. Ketika murid merasa tidak berdaya dan tidak punya percaya diri, mereka akan mudah menyerah murid-murid. Ketika murid mengganggap dia akan gagal sebelum memulai suatu proses pembelajaran, kemungkinan besar dia akan gagal.

Pengaruh orang tua terhadap anak juga besar. Mereka mempengaruhi perkembangan anak mereka dalam banyak aspek termasuk nilai-nilai. Model mental orang tua dapat meningkatkan, tetapi juga menghambat, proses perkembangan anak mereka. Ketika orang tua mempunyai keyakinan terhadap pentingnya sekolah bagi kemajuan dan masa depan anak mereka, dukungan semangat dari orang tua akan menjadi energy positif yang sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar anak. Sebaliknya, orang tua yang tidak mempercayai peran pendidkan sebagai saran peningkatan kualitas hidup atau mempunyai pandangan-pandangan keliru mengenai tujuan dan proses pendidikan, akan menghambat kemajuan anak. 

Sekolah yang baik mengenali model mental yang bekeraja di kalangan guru, murid, orangtua dan mengidentifikasi model mental yang secara positif membagun bisa mendorong para murid untuk terus belajar dan mana yang secara negative menghambat proses pembelajaran di sekolah. Disiplin, kerja keras, kebersamaan, sinergis, kolaboratif, suasana menyenangkan, dan mau belajar adalah contoh-contoh pola mental yang perlu dikembangkan di dalam organisasi.

3. Visi bersama (Shared Vision)

Keberhasilan suatu organisasi dapat terlaksana apabila semua angota memiliki pandangan dan cita-cita yang sama, merasa senasib dan seperjuangan untuk meraih tujuan organisasi.  Visi bersama dibangun oleh seluruh anggota organisasi sebagai keinginan, tekad, dan komitmen bersama. Hampir semua sekolah memiliki visi, kadang ditulis dengan huruf besar dan sipasang di depan sekolah. Namun, menurut orgnisasi belajar, visi tersebut belum tentu visi bersama. Bisa jadi visi tersebut baru merupakan rumusan atau pernyataan visi (statement of vision). Di sekolah, program dan kegiatan pengembangan sekolah harus didasarkan atas keinginan seluruh guru, staf, dan pimpinan, serta klien ke mana sekolah tersebut akan dibawa yang disebut visi bersama. 

4. Berpikir Sistemik

Pendidikan terjadi dalam suatu sistem yang kompleks dengan banyak factor yang saling terkait. Berpikir sistemik memungkinkan kita untuk memahami dan memaknai kompleksitas ini. Berpikir sistemik membantu kita melihat kesalingterakaitan diantara berbagai factor, memeriksa akar masalah dibalik gejala, dan menemukan jalur-jalur untuk mengambil tindakan yang konstruktif. 
Berpikir sistem adalah berpikir menyeluruh terhadap semua komponen organisasi sebagai satu kesatuan yang saling memengaruhi. Lemahnya kinerja di suatu komponen dapat melemahkan kinerja sistem secara keseluruhan" Sekolah sebagai satu sistem yang terdiri atas berbagai komponen, seperti bagian kurikulum, kesiswaan, humas, perpustakaan dan sebagainya. Mengembangkan sekolah harus dilakukan secara menyeluruh, sistemik, tidak bisa hanya satu bagian saja. Oleh karenanya, kerja dalam tim, belajar beregu, kerjasama, networking, perlu dikembangkan di dalam mengembangkan sekolah secara sistemik, sistematik, dan holistik.

5. Komunitas belajar

Pendidik sejati terus mengembangkan diri menjadikan dirinya pembelajar sepanjang hayat. Keberhasilan seorang pendidik tidak terlihat dari kesempurnaan yang bisa dicapai, tetapi komitmen untuk terus melakukan perbaikan. Keberhasilan seorang pendidik juga tidak terlepas dari suasana dan dukungan komunitas sekitaranya.
Banyak pendidik yang sebetulnya mempunyai potensi kemampuan besar, tetapi merasa kecil hati dan mendapat halangan untuk maju dari sesame pendidik lain. Karena itu, pendidik sejati bukan hanya mengembangkan diri sendiri, tetapi juga mengajak rekan-rekan lain untuk ikut tumbuh dan berkembang bersama. Beberapa pendidik yang tumbuh dan berkembang bersama ini membentuk komunitas belajar para pendidik. Banyak strategi dan cara bisa dilakukukan untuk mengembangkan komunitas ini. 

Sekolah yang belajar pada hakekatnya adalah sekolah yang memiliki iklim yang memungkinkan tiap anggota didorong untuk terus belajar dan mengembangkan potensi mereka sepenuhnya, memperluas dan memperkaya budaya bekerja di lingkungan kerja serta menjadikan strategi pengembangan sumberdaya manusia sebagai pusat dari kebijaksanaan kerja demi terjadinya transformasi berkelanjutan demi kesempurnaan

 Sekolah yang belajar memerlukan anggota yang memilki kompetensi dan kesadaran akan perluya perubahan terus menerus pada pola pikir ke arah perbaikan kerja dan interaksi dalam organisasi. Perspektif tiap individu terhadap perlunya pendekatan yang didasarkan pada kompetensi perlu dipersamakan agar organiasi dapat mengarahkan diri sesuai dengan upaya terus meningkatkan kinerja organisasi. Sebagai respon terhadap pendorong perubahan, maka sekolah harus belajar dengan menata ulang mengenai cara berpikir, pengelolaan, dan operasinya. Kesadaran pembelajaran individu belumlah cukup bagi sebuah organisasi agar dapat bersaing, masih diperlukan adanya peningkatan kemampuan pembelajaran seluruh organisasi agar tetap dapat sukses di dalam situasi lingkungan yang sangat cepat berubah.


Daftar bacaan :

Senge, Peter M. 1996. The Fifth Discipline, The Art & Practise of the Learning Organization. Doubleday Dell Publishing Group. New York.
Lie dkk. 2013. Praktik-praktik terbaik di sekolah. Tanoto Foundation. Jakarta
Yusufhadi Miarso. 2007. Menyemai benih teknologi pendidikan. Kencana : Jakarta

Selasa, 20 Oktober 2015

The 8Th Habit : From Effectiveness to Greatness

Menjadi efektif sebagai individu dan organisasi bukan lagi merupakan pilihan dalam dunia kita sekarang ini— sebaliknya, itu adalah harga yang harus dibayar untuk masuk ke medan permainan. Kendati demikian, untuk dapat bertahan hidup, bertumbuh, berinovasi, menjadi unggul, dan terkemuka dalam realitas baru zaman kita ini kita tidak hanya harus membangun  efektivitas (effectiveness), tetapi juga melampauinya. 

Panggilan dan kebutuhan era baru ini adalah greatness— keagungan, kehebatan. Panggilan kita dan kebutuhan untuk era baru ini adalah untuk mengejar pemenuhan diri (fulfillment, pelaksanaan yang penuh semangat (passionate execution), dan sumbangan yang bermakna (significant contribution). Itu semua berada pada tataran atau dimensi yang berbeda. Itu berbeda dalam jenis, bukan hanya berbeda dalam derajat - sebagaimana kebermaknaan (significance) berbeda jenis dari keberhasilan (success), dan bukan hanya beda dalam derajat. 


Untuk menjangkau dan memanfaatkan tingkat kejeniusan dan motivasi manusia yang lebih tinggi - sesuatu yang bisa kita sebut Suara (yang dalam buku ini secara berganti-ganti bisa bermakna potensi tertinggi, panggilan, panggilan hidup, suara kemerdekaan jiwa, Panggilan Jiwa) – menuntut perangkat pikiran baru, keahlian baru, perangkat peralatan baru ...dan kebiasaan baru.


Suara adalah makna personal yang unik—kebermaknaan yang tersingkap ketika kita menghadapi tantangan-tantangan kita yang terbesar, dan yang membuat kita sama besarnya dengan tantangan-tantangan tersebut. 

Makna Unik atau Suara Panggilan Jiwa itu terletak pada bidang potong antara bakat (talent, yaitu bakat dan kekuatan alamiah Anda), gairah hidup (passion, yaitu hal-hal yang secara alamiah membuat Anda bergairah/ bersemangat, memotivasi dan mengilhami Anda), kebutuhan (need, yaitu apa saja yang dibutuhkan oleh orang-orang di sekitar Anda, sehingga mereka bersedia membayar Anda), dan nurani (conscience,yaitu suara batin kita yang lamat-lamat terdengar, yang menunjukkan kepada kita apa yang benar dan mendorong kita untuk bertindak sesuai dengannya).

Perencanaan Pembelajaran Efektif

The major goal of this book is to illustrate how to plan, evaluate, and manage the instructional process effectively so that it will ensure competent performance by learners.

Question to consider?
Mengapa proses pembelajaran perlu diperiksa?
What are the components of a comprehensive instructional design process?
What benefits can results from applying the instructional design process?
What is the value of instructional design to teachers?
What is relationships between instructional design and human performance technology?

Mengapa proses pembelajaran perlu diperiksa?
Zaman berkembang dengan cepat, tidak ada seorangpun yang tau apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.One result of these changes is need for better trained, competent managers, professionals, and technicians who are capable of using complex technologies to improve services, increase quality, and raise productivity. Also, more jobs require individuals to reason in high level, abstract terms to make inference and solve. Intricate problems.

The conventional structure and delivery of education, however,are at odds with these societal changes. Learning must be more effective and efficient. This need has given rise to the instructional design process, a systematic planning method that results in succesful learning and performance. Learning is haphazard; instruction is planned. Thus, our goals as designer is to create sound instruction that lead to appropriate learning.

What are the components of a comprehensive instructional design process?

Instructionsl Design (ID) is refers to how to plan, evaluate, and manage the instructional process effectively so that it will ensure competent performance by learners. Inilah pengertian teknologi pendidikan (Instructionsl Design). Didasari oleh teori-teori belajar, teknologi informasi, pendekatan sistem, dan metode-metode managemen. 

to be continued...

Quantum Learning

Hal paling penting dalam belajar adalah "belajar bagimana belajar"Dengan alasan inilah , maka minggu pertama di sekolah sebaiknya digunakan untuk mempelajari keterampilan- keterampilan belajar yang mendasar seperti cara mencatat, menghafal, dan membaca cepat. Pada saat yang sama,  sekolah ini berupaya menciptakan suasan aman dan penuh kepercayaan diantara murid dan instruktur."



Kombinasi faktor-faktor ini, ditambah dengan fokus utama pada seluruh otak, memungkinkan murid belajar lebih efektif dan menyerap serta mengingat sejumlah materi.

Desain kurikulum pada Quantum learning menggunakan kombinasi tiga unsur yakni keterampilan akademis, prestasi fisik, dan keterampilan hidup. Semua kurikulum didasari dengan filosofi dasar yaitu belajar dapat dan harus menyenangkan.
Untuk mendukung falsafah ini, lingkungan harus dipersiapkan dengan sangat berhati-hati sehingga semua siswa merasa penting, aman, dan nyaman. Hal ini dimulai dengan lingkungan fisik sebenarnya, yang diperindah dengan taman, seni dan music. Ruangan harus terasa pas untuk kegiatan belajar seoptimal mungkin dan juga mendukung secara emosional. 

Peta Pikiran untuk pmbelajaran

Berdasarkan pengalaman saya menggunakan teknik ini dalam proses pembelajaran, beberapa manfaatnya antara lain:
  • Mempercepat penguasaan materi, karena melibatkan keseluruhan bagian belahan otak yaitu otak kiri dan kanan. 
  • Meningkatkan kreatifitas siswa, yaitu melalui proses pencarian kata-kata kunci yang akan digunakan pada tiap cabang, menentukan gambar dan warna yang sesuai untuk mendukung kata-kata yang akan dituliskan 
  • Meningkatkan motivasi belajar,  karena materi dapat dilihat secara keseluruhan sehingga memberi kesempatan kepada siswa untuk memilih mulai belajar dari mana, saja sesuai keinginan anak dan dengan gaya belajarnya sendiri.
Untuk membuat peta pikiran sangat sederhana, kita hanya butuh kertas kosong dan pulpen berwarna dan ikuti langkah-langkah seperti gambar dibawah.


Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

Senin, 13 Juli 2015

Tips memulai ajaran baru

  • Mulailah minggu pertama untuk membangun suasan keakraban didalam kelas. salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membuat permainan perkenalan
  • Salah satu permainan yang dapat dilakukan adalah lempar bola, sebagai berikut :
    • Sampaikanlah kepada anak bahwa tidak akan ada pelajaran kali minggu inin yang ada hanyalah permainan.
    • Sediakan satu buah bola. Boleh anda beli atau buat sendiri
  • Aturan main: 
    • Guru menjelaskan tujuan dan aturan permainan yaitu saling mengenal satu sama lain dengan menyebutkan nama, alamat dan cita-cita
    • Permainan sebaiknya diawali dari guru dengan menyampaikan nama, alamat, dan cota-cita kemudian melemparkan bola kesalah satu siswa dan yang menerima bola akan memberitahikan nama, alamat dan cita-citanya
    • Setelah selesai, siwa tersebut kemudian melemparkan bola ke salah satu siswa yang lain dan satu siswa yang menerima bola akan menyebutkan nama yang melepar bola, alamat dan cita-citanya dilanjutkan dengan menyebutkan nama, alamat dan cita-citanya sendiri. 
    • Kemudian siswa tersebut kembali melempar bola kesalah satu siswa yang lain dan menyebutkan nama, alamat dan cita-cita dari siswa pertama dan keduua serta dirinya sendiri. Demikian seterusnya sampai semua siswa memperoleh giliran. 
Selamat mencoba dan semiga berhasil...:)

Jumat, 16 Januari 2015

Tipping Point

Mengapa merokok dikalangan muda menular dengan cepat kepada anak muda yang lain? mengapa ada sebuah tren yang tiba-tiba dengan cepat menjadi buah bibir dan ada pula yang cepat menjadi usang? Malcolm Gladwell mencoba menjelaskan fenomena ini dengan istilah Tipping Point.

Tippping point adalah cara berpikir untuk memahami munculnya tren yang tiba-tiba atau perubahan misterius yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang dipandang sebagai epidemic. Tipping Point mencoba menjawab dua pertanyaan penting dibawah ini :
  • mengapa ada gagasan atau perilaku atau produk yang bisa menular (berepidemic) sedangkan yang lain tidak? dan 
  • apa yang dapat kita perbuat agar dengan sengaja dapat memulai dan mengendalikan penularan (epidemic) yang bersifat positif dan ciptaan kita sendiri?

Sang penulis, Malcolm Gladwell ini mengungkapkan ada tiga aturan (kaidah) agar terjadinya penularan (epidemic) yaitu hukum sedikit, kelekatan dan kekuatan konteks

  • Hukum SedikitHukum ini mengungkapkan bahwa seseorang yang sangat berpengaruh yang memiliki gairah mampu mempengaruhi komunitas yang lain. Orang-orang macam ini ada disekitar kita. Namun kita sering lupa memberi mereka penghargaan atas peran yang mereka mainkan dalam hidup kita. Mallcolm menyebut mereka para penghubung (connectors), para bijak bestari (mavens), dan para penjaja (salesmen). Penghubung (connectors) adalah orang yang memiliki keterampilan untuk berkenalan dengan banyak orang. Peran conector tidak hanya penting untuk sejumlah orang yang mereka kenal.  Peran penting mereka juga fungsi dari macam-macam orang yang mereka kenal
  •   Stickiness Faktor (kelekatan); Kelekatan disini mengandung suatu pesan yang menghasilkan suatu dampak. Faktor kelekatan mengatakan ada sejumlah cara tetentu untuk membuat sebuah kesan mudah menular dan terus diingat; Harus diingat bahwa bagian tersulit dari suatu komunikasi adalah pada tahap memastikan agar pesan yang kita sampaikan ke telinga yang satu tidak lolos melalui telinga yang lain dan hal ini ditentukan oleh faktor kelekatan
  • The power of context (kekuatan konteks); Agar orang lain bersedia mengubah perilaku mereka, agar peduli kepada tetangga yang menderita atau terkena musibah, kadang-kadang adalah informasi yang sesedikit mungkin tentang situasi yang sesungguhnya. Kekuatan context mengatakan bahwa dibanding kelihatannya, orang sesungguhnya jauh lebih peka terhadap lingkungan sekitar.
To be continued

Kombinasi Berbagai cara Menyampaikan Pembelajaran

  Ragam cara melaksanakan pembelajaran: ceramah, kegiatan individu, dan kegiatan kelompok. Dalam melaksanakan pembelajaran, berbagai kombina...