Senin, 06 Agustus 2018

Guru Era Digitalisasi (4.0)

Era revolusi industri 4.0 merupakan tantangan berat bagi guru Indonesia. Mengutip Jack Ma dalam pertemuan tahunan World Economic Forum 2018, pendidikan adalah tantangan besar abad ini. Jika tidak mengubah cara mendidik dan belajar-mengajar, 30 tahun mendatang kita akan mengalami kesulitan besar (https://www.youtube.com/watch?v=vUFHWOdVocU).

Ciri utama pendidikan 4.0 adalah pe­manfaatan teknologi digital dalam proses belajar mengajar (cyber system), sehing­ga transfer ilmu pengetahuan dan tekno­logi dapat dilakukan secara kontinyu tanpa harus selalu tatap muka di kelas (face to face system). De­ngan kata lain, materi pembelajaran dapat sampai kepa­da peserta didik setiap waktu tanpa dibatasi ruang dan waktu. Pendidikan dan pembelajaran yang sarat dengan muatan pengetahuan mengesampingkan muatan sikap dan keterampilan sebagaimana saat ini terimplementasi, akan menghasilkan anak didik yang tidak mampu berkompetisi dengan mesin. Dominasi pengetahuan dalam pendidikan dan pembelajaran harus diubah agar kelak anak-anak muda Indonesia mampu mengungguli kecerdasan mesin sekaligus bijak menggunakan mesin untuk kemaslahatan.

Memperbaiki pendidikan dan pembelajaran pendidikan dasar dan menengah, tidak bisa tidak harus melalui perbaikan kualitas guru. Performa guru era revolusi industri 4.0 adalah guru yang ngeh dengan digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, tanpa mengesampingkan pentingnya tugas mulia penumbuhan budi pekerti luhur bagi anak didik. Mereka adalah guru yang familier dengan inovasi dan unggul dalam kreasi pendidikan dan pengajaran.

Siapkah guru kita menghadapai era revolusi industri 4.0 ketika masih disibukkan oleh beban penyampaian muatan pengetahuan dan ditambah berbagai tugas administratif? Saat ini yang dirasakan guru kita beban kurikulum dan beban administratif yang terlalu padat sehingga tidak lagi memiliki waktu tersisa memberi peluang anak didik menjelajahi daya-daya kreatif mereka menghasilkan karya-karya orisinal. 


4 C untuk Menghadapai Era 4.0

Untuk menghadapi revolusi industri 4.0, menurut Ghufron para guru perlu melaksanakan 4C. Pertama, Critical thingking, kita seyogyanya bersikap skeptis dan kritis. “Percuma kalau pintar kalo gak kritis,” ujarnya. Kedua, Creativifity, yakni mampu melahirkan inovasi-inovasi baru. Ia mengisahkan negara Korea Selatan yang memiliki income tinggi karena kreativitasnya yang muncul dari motivasi ingin mengalahkan Jepang. “Memang mereka (Korsel) itu banyak mencontoh tapi sisi kreatifnya muncul,” kata Dirjen Ghufron. 

Selanjutnya, Communication, menurut Dirjen Ghufron HU Pikiran Rakyat dan media massa lainnya memiliki peran sangat penting pada proses produksi informasi. Terutama tentang sains dan teknologi agar dapat diterima publik secara benar dan tidak menimbulkan kesalahpahaman. “Percuma kita buat beberapa industri kalau tidak dikomunikasikan. Gak akan ada yang paham dan tahu dong,” ujarnya. Terakhir, Collaboration, ini lah kekuatan yang bisa membangun Indonesia. Menurutnya, kelemahan Indonesia adalah kurang berkolaborasi. Kita lemah ketika berkelompok. Karena itu memerlukan kerjasama dan mengerti satu sama lain (http://sumberdaya.ristekdikti.go.id/index.php/2018/05/04/formula-4c-untuk-bertahan-pada-era-revolusi-industri-4-0/)

Melalui guru, dunia pendidikan mesti mengonstruksi kreativitas, pemikiran kritis, kerja sama, penguasaan teknologi informasi dan komunikasi serta kemampuan literasi digital. Guru dituntut menguasi kompetensi kognitif, kompetensi sosial-behavioral, dan kompetensi teknikal. Kompetensi kognitif mencakup kemampuan literasi dan numerasi, serta kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kompetensi sosial behavioral, mencakup keterampilan sosial emosional, keterbukaan, ketekunan, emosi yang stabil, kemampuan mengatur diri, keberanian memutuskan dan keterampilan interpersonal. Kompetensi teknikal yang merupakan keterampilan teknis yang sesuai bidang pekerjaan yang digeluti, dan ini terkait dengan pendidikan vokasi. Semoga bermanfaat.

Sumber: 
https://www.youtube.com/watch?v=vUFHWOdVocU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kombinasi Berbagai cara Menyampaikan Pembelajaran

  Ragam cara melaksanakan pembelajaran: ceramah, kegiatan individu, dan kegiatan kelompok. Dalam melaksanakan pembelajaran, berbagai kombina...