Mengajar adalah profesi yang paling indah di dunia. Sebagai guru kita membuat kontribusi langsung
dan terukur bagi bangsa kita dan bagi dunia dengan membantu anak-anak muda mengenal pengetahuan dan keterampilan. Kita tahu bahwa kita menghabiskan waktu untuk mencapai tujuan terhormat dan hidup Kita mempunyai satu tujuan. Walaupun, pasti Kita telah tahu bahwa bayaran guru itu kejam, karena sebagian besar orang di luar pendidikan memandang profesi mengajar seperti menjaga bayi dengan buku. Sebagai akibatnya, jika kekayaan dan gengsi adalah hal yang penting buat Kita, profesi mengajar akan menjadi hal yang mengecewakan. Mengajar juga memberikan rasa sakit fisik: berjam-jam berdiri, membungkuk untuk membaca tulisan kecil di meja yang kecil pula, dan membawa tepat buku-buku dan kertas dari dan ke rumah yang dapat mengakibatkan kita pulang ke rumah dengan kaki pegal, punggung dan kepala yang sakit.
dan terukur bagi bangsa kita dan bagi dunia dengan membantu anak-anak muda mengenal pengetahuan dan keterampilan. Kita tahu bahwa kita menghabiskan waktu untuk mencapai tujuan terhormat dan hidup Kita mempunyai satu tujuan. Walaupun, pasti Kita telah tahu bahwa bayaran guru itu kejam, karena sebagian besar orang di luar pendidikan memandang profesi mengajar seperti menjaga bayi dengan buku. Sebagai akibatnya, jika kekayaan dan gengsi adalah hal yang penting buat Kita, profesi mengajar akan menjadi hal yang mengecewakan. Mengajar juga memberikan rasa sakit fisik: berjam-jam berdiri, membungkuk untuk membaca tulisan kecil di meja yang kecil pula, dan membawa tepat buku-buku dan kertas dari dan ke rumah yang dapat mengakibatkan kita pulang ke rumah dengan kaki pegal, punggung dan kepala yang sakit.
Pada dasarnya guru terbagi dalam tiga rasa dasar-super, excellent, dan good. Rasa apa yang Kita inginkan sebagai guru tergantung pada kekuatan personal kita, hubungan pertemanan, tujuan profesional, dan prioritas individual Anda. Tidak semua orang dapat atau harus menjadi guru super. Sangatlah diterima guru yang excellent atau good. (Mengajar yang buruk sangatlah tidak akan pernah diterima).
Guru-guru super biasanya tiba di sekolah lebih dulu dan pulang paling akhir. Mereka juga menghadiri seminar dan melanjutkan kuliah pendidikan, sukarelawan bagi kegiatan murid, dan memberikan diri mereka bagi murid-murid yang membutuhkan bantuan ekstra di dalam maupun di luar kelas. Karena guru super menikmati hubungan yang solid dengan para muridnya, mereka tidak harus berfokus pada berapa banyak waktu atau energi untuk menerapkan disiplin di kelas-kelas mereka. Sebaliknya, ada pasang surut dan proses memberi dan menerima. Sayangnya, jika mereka bukan orang yang luar biasa dengan cadangan energi yang mengagumkan atau jika tidak berusaha meremajakan diri mereka sendiri secara teratur, para guru super mungkin akan sangat lelah. Mengajar dengan super membutuhkan energi fisik, emosi dan mental yang sangat tinggi.
Guru-guru excellent menikmati pekerjaan mereka, tetapi mereka membatasi jumlah waktu dan energi yang mereka baktikan untuk mengajar. Mereka peduli dan melakukan yang terbaik bagi murid mereka-tetapi tidak mengorbankan kebutuhan keluarga mereka sendiri. Para guru excellent juga bekerja lembur karena untuk mengajar yang baik dibutuhkan sejumlah waktu lembur yang tidak di bayar ( seperti memeriksa pekerjaan murid, membuat rencana mengajar, dan mengawasi karya wisata), tetapi mereka memberi batasan waktu lembur yang mau mereka kerjakan.
Mengajar dengan excellent membutuhkan pengeluaran energi yang lebih sedikit dibandingkan dengan mengajar super, tetapi mengajar dengan excellent tetap dapat membuat Anda lelah jika tidak hati-hati., berikan waktu untuk menjaga diri Anda sendiri dan keluarga Anda. Anda harus menjelaskan kepada teman dan keluarga Anda bahwa pekerjaan Anda adalah prioritas utama dan Anda harus menghabiskan malam-malam dan akhir pekan Anda untuk mengembangkan pelajaran dan keterampilan Anda.
Guru yang good mengerjakan pekerjaan mereka dengan baik, tetapi mereka memahami batasan mereka sendiri. Mereka membuat batasan yang sangat jelas antara profesionalitas dan waktu pribadi. Mereka memperlakukan murid mereka dengan rasa hormat dan mereka melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa semua murid mempelajari materi yang dipersyaratkan, tetapi mereka tidak merasa berkewajiban untuk menyelamatkan murid mereka satu persatu. Guru-guru yang good, tiba di sekolah cukup awal untuk menyiapkan diri, tetapi mereka tidak menawarkan kunjungan ke rumah mereka atau tidak juga jam istirahat mereka. Mereka juga tidak menghabiskan waktu mereka setelah habis jam pelajaran untuk bincang-bincang informal atau konseling. Mereka mengunci kelas-kelas mereka pada malam hari dan fokus pada kehidupan sendiri, pendidikan sendiri, hobi, teman dan keluarga mereka. Dengan mencitakan batasan yang jelas antara kehidupan pribadi dan kehidupan profesional mereka, para guru yang good memelihara energi emosioanal dan mental mereka. Sebagai akibatnya, mereka seringkali menikmati karir mengajar yang menarik dan panjang. Mereka adalah guru yang dengan sedihnya melambaikan tangan perpisahan kepada para guru super dan excellent yang telah menilai terlalu tinggi sumber daya personal mereka dan meledak setelah beberapa tahun mengajar dengan kecepatan yang tinggi.
Tanpa memandang apakah Kita memilih menjadi seorang guru yang super, excellent atau good. Kita tetaplah seorang yang memberikan kontribusi kepada masyarakat dan menjalankan tugas mulia, dan memberikan pembentukan masa depan negara kita. Selain diri kita sendiri, murid kita, dan beberapa pengawas, tak seorangpun yang tahu berapa banyak energi yang kita abdikan bagi pekerjaan kita. Tetapi, kita menjadi guru bukanlah untuk mendapatkan penghargaan dari orang banyak. Kita mengajar bukan untuk keinginan gengsi, tetapi kita mengajar karena kita yakin bahwa ini adalah hal yang penting. Perumpamaan mengajar adalah seperti berlari maraton dalam kegelapan sendirian. Tidak banyak yang tahu apa yang sedang kita lakukan, dan mereka yang tahu tidak memperhatikan-tetapi kealpaan mereka tidak membuat kita menjadi lambat. Kita tetap menikmati kepuasan dan kegembiraan akan selesainya pertandingan, dimana kitalah pemenang yang sesungguhnya.
Semoga bermanfaat
# dalam perjalanan kreta api Rantauprapt-Medan.
Sumber :
Lou Anne Johnson, 2008, Teaching outside of the box : How to grab your students by their brain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar